Selasa, 25 Desember 2012

The Blanco Renaissance Museum

Hai. Liburan gini saya mendadak rajin posting nih hahah. Iseng ngutak atik daftar postingan eh ternyata ada satu draft yang belum ke-posting. Udah di tulis dari jaman liburan kenaikan kelas kemaren, cuman lagi males yang mau upload fotonya muehehe.Berarti postingan ini kurang lebih sudah 6bulanan membusuk di draft hiiii. Ini saya mau share sedikit tentang pengalaman saya pas berkunjung ke museum Antonio Blanco. Tempatnya di Jalan Campuhan, Ubud-Bali. Kalo di tanya kenapa liburan di Bali tapi nyempetin ke museum? Haha karena saya anti-mainstream. Memang saya sama keluarga kalo ke Bali udah gakperna lagi namanya ke tempat wisata yang sering dikunjungin wisatawan lokal. Contohnya gini, misal deh kalian ikutan tour liburan ke bali bareng sama sekolah atau sebuah instansi pasti di jadwal tour kalian isinya bakal mengunjungi tanah lot, pantai kuta, GWK (Garuda Wisnu Kencana), Joger, Krisna, atau Tanjung Benoa. Bener gak? Hampir semua jasa tour&travel memiliki jadwal dan tempat kegiatan yang sama. Nah, berhubung saya perginya cuma ber-4 bareng mama, papa, sama adek saya jadi kita milih buat sama sekali menghindari tempat-tempat itu. Alesan selain karena udah pernah, papa juga bilang ‘kalo ke Bali gak harus ke tempat yang itu-itu aja, setiap sudut pulau Bali itu indah, banyak banget tempat yang belum kita datengin’ jadilah kita memilih museum lukis ini sebagai salah satu alternative tempat wisata.


Siapa yang belum kenal Antonio Blanco ?
Antonio Blanco adalah seorang pelukis kelahiran Filipina yang memiliki darah atau keturunan dari Spanyol. Lalu setelah melakukan berbagai perjalanan, ia akhirnya berdiam diri di Bali. Mengapa ia memilih Bali? Karena ia merasa Bali telah memberikan elemen penting yang ia butuhkan untuk membangun hasrat seninya yang jenius. Berupa pemandangan yang indah, suasana lingkungan yang seperti impian, dan keberadaan seni dan cinta yang luar biasa. dan pada akhirnya ia menikahi seorang wanita model lukisannya dan seorang penari tradisional Bali yang bernama Ni Ronji. Semenjak saat itu, Antonio tidak pernah meninggalkan mimpinya dan mulai mewujudkan mimpinya itu dalam hidup dan karya-karyanya. Ia membangun sebuah rumah tinggal plus museum di Ubud yang menjadi tempat istirahatnya yang penuh keajaiban. Bangunan tersebut dibangun berdasarkan citra dan kesukaannya dimana Antonio menjadi sangat betah tinggal di dalamnya dan sangat jarang keluar. Dan akhirnya bangunan itu di resmikan sebagai museum sekaligus tempat wisata yang wajib dikunjungi oleh wisatawan asing maupun lokal saat berkunjung ke Bali.


Sebelum bisa bebas menikmati semua hal indah yang ada di dalem museum ini, kita kudu beli tiket masuk. Untuk ukuran kantong wisatawan lokal, harganya gak mahal-mahal amat kok. Cuma 30.000 rupiah. Dengan harga segitu, kita udah bebas masuk ke museum tanpa dibatasi waktu. Sampe puas deh pokoknya. Dapet fasilitas buku panduan gitu sama welcome drink. Museum ini memiliki nilai seni yang tinggi banget, loketnya aja unyu, mbak-mbak yang jual tiket juga pake kebaya bali gitu. Pas pertama masuk, megah banget lah gedungnya. Saya masih sempetin dulu duduk duduk di bangku taman sambil minum welcome drink sebelum memulai mengeksplorasi setiap sudut museum ini. Abis kelar minum, langsung deh masuk ke gedung utama. Disini berisi ratusan lukisan maha karya Antonio Blanco. Sayangnya, pas ke dalem gak boleh bawa kamera. Jadinya boleh foto pas di depan pintu masuknya aja. Bareng sama gambar Antonio Blanco yang gede banget hihih lumayan.
Oh ya, sebagian besar lukisan Antonio Blanco itu mengambil wanita sebagai objek. Ga ke itung deh berapa jumlah lukisan yang isinya tentang cewe semua hihih. Bisa dibilang juga kalo Antonio adalah seorang pelukis feminin abadi. Ia merupakan seorang maestro lukisan romantik-ekspresif.




Setelah puas menikmati lukisan-lukisan yang keren banget, saya beralih ke ruangan yang tepat di sebelahnya. Ruangan ini berisi kumpulan pigura berisi foto keluarga Antonio Blanco. Mulai dia pas masih muda dan banyak banget foto tentang keluarganya. Terus abis ruangan berisi foto-foto itu bisa langsung tembus ke ruangan yang isinya lukisan-lukisan Antonio yang belum jadi. Kaya semacam ngeliat ‘di balik layar’ dari lukisan-lukisan yang keren banget pas di gedung sebelumnya. Disana banyak banget sketsa-sketsa yang belum kelar. Cat-cat air sama kuas juga dibiarin geletakan disana. Pengunjung bisa bebas memegang dan melihat berbagai alat lukis yang selama ini dia pake. Karena museum ini menyimpan nilai seni yang sangat tinggi, gak heran pas saya kesana ada pasangan yang lagi foto prawedding.




Lanjut ke ruangan selanjutnya, masih di satu bangunan yang sama, ada ruangan yang isinya bikin saya gak pengen pulang dari tempat ini #halah. Di ruangan itu tersimpan rapi sejumlah kamera koleksi pribadi dari Mario Blanco, ia merupakan salah satu anak laki-laki dari Antonio Blanco dan Ni ronji. Ternyata selain mewarisi keahlian melukis ayahnya, ia juga penggemar berat fotografi. Gak heran, berbagai macam kamera jadul terpampang disana. Aaaaa pengen saya ambil satu aja terus di bawa pulang hehehe. 

 
Tempat penyimpanan koleksi kamera Mario Blanco adalah ruangan terakhir yang saya kunjungi. Gak rugi rasanya bayar tiket masuk dengan harga segitu. Museumnya di tata dengan sangat apik. Tempatnya juga asri banget. Banyak taman dan tanaman yang ijo-ijo. Bikin mata seger. Belum lagi di setiap ruangan itu juga di setel musik khas Bali. Jadi kerasa banget bali-nya. Well, buat temen-temen yang berencana mau ke bali pas liburan ini, museum ini saya rekomendasikan !




4 komentar: